Pembelajar Kesalahan
Penilaian suatu pekerjaan biasanya dinilai dari hasil suatu pekerjaan. Seringkali yang dinilai adalah kesalahan yang diperbuat, sehingga berdasarkan banyaknya kesalahan maka besarnya nilai akan dipotong dengan jumlah kesalahan.
Tidak pernah kesalahan yang menjadi nilai dari performa pekerjaan. Memang bukan kesalahan yang berulang, tetapi adalah kesalahan baru yang diperbuat. Sebenarnya kesalahan baru yang diperbuat merupakan suatu pelajaran berharga. Beberapa mahasiswa yang pandai, biasanya juga melakukan kesalahan, dengan mencoba mempraktekkan, maka mahasiswa tersebut pasti lebih pandai, dari mereka yang tidak mau mencoba dan melakukan kesalahan.
Kalau kita amati anak kecil, mereka sering melakukan kesalahan. Dimana anak melakukan banyak kesalahan dalam mengucapkan kata-kata. Tetapi mereka tidak malu untuk mengucapkan walaupun salah. Anak kecil akan mendapatkan informasi apa yang benar dari orang tua dan mempraktekannya. Sehingga dengan cepat anak kecil tersebut tahu, kalimat mana yang benar dan yang harus dikatakan.
Begitu pula seorang mahasiswa yang mau melakukan percobaan, maka dia mendapatkan 1 kali pelajaran dari dosen, dan 1 kali pelajaran dari percobaannya. Mahasiswa yang melakukan kesalahan tidak akan mau melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Oleh sebab itu tugas dari dosen, harus dikerjakan sendiri oleh mahasiswa akan sangat berguna bagi mahasiswa itu sendiri. Sehingga pada saat ujian maka kesalahan yang sudah pernah diperbuat tidak akan keluar lagi. Tetapi jika tidak maka saat ujian akan melakukan kesalahan dan tentu saja nilai yang dihasilkan tidak maksimal.
Jika mahasiswa tersebut mengetahui melakukan kesalahan saat ujian maka pada saat bekerja dia akan teringat untuk menjaga agar jangan salah. Jadi yang kita lihat adalah kesalahan pertama yang akan menjadi kita mendapatkan hasil yang baik, bukan kesalahan yang kedua.
Memang semakin banyak kesalahan akan semakin menambah wawasan kita, tetapi kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama, itu yang dinamakan pembodohan. Saya mempunyai seorang pembantu yang baru datang dari desa, sebut saja Mbak Dewi. Mbak Dewi adalah orang yang sangat rajin, jujur dan kerja keras. Orang tua Mbak Dewi berasal dari Lampung di suatu desa yang terpencil. Pada minggu pertama bekerja, Mbak Dewi meletakkan sebuah gantungan baju di atas lemari es. Karena di rumah saya, ada seorang anak yang berumur 3 tahun, maka lemari es itu akan dibuka dan ditutup oleh anak saya.
Hal ini menyebabkan lemari es tersebut tidak dapat di tutup secara rapat, karena terganjal oleh gantungan baju tersebut. Keluarga saya tidak ada yang mengetahui keadaan lemari es bahwa pintu tidak tertutup rapat. Sehingga setelah beberapa hari lemari es tidak dingin, kemudian diketahui oleh saya bahwa lemari es tersebut tidak tertutup rapat selama beberapa hari. Pada saat itu, saya marah dan jengkel, tetapi akhirnya saya bisa mengendalikan diri. Saya tidak jadi memarahi Mbak Dewi dan saya biarkan saja. Saya saat itu berpikir, bahwa saya sudah membayar gaji 2 kali pada saat itu. Satu adalah gaji bulanan, dan satu lagi adalah biaya pelatihan dengan meletakkan gantungan dan sudah merusakan lemari es dan terpaksa saya memanggil teknisi lemari es.
Dengan mendapatkan pengalaman tsb, Mbak Dewi semakin lama semakin baik, tidak mengulangi kesalahan untuk kedua kali. Sehingga keluarga saya beruntung mendapatkan pembantu yang berpengalaman, rajin, jujur dan suka bekerja keras. Seandainya saya marah saat itu, kemudian menyebabkan Mbak Dewi keluar, maka kerugian ada di keluarga saya, yang pertama keluarga saya sudah memberikan pelatihan yang mahal, yang kedua keluarga lain yang menerima Mbak Dewi akan mendapatkan pembantu yang sudah berpengalaman mahal, ketiga pembantu pengganti Mbak Dewi harus saya ajari lagi, ke empat waktu pelatihan induksi terbuang percuma.
Sebenarnya di dunia pekerjaan juga sama, tetapi seorang manager jarang sekali menanyai karyawan kesalahan apa yang pernah diperbuat. Sebenarnya seorang manajer jika memperoleh masukkan mengenai kesalahan yang diperbuat oleh karyawan, maka manajer tersebut memperoleh banyak pengalaman yang tidak dialaminya, tetapi dialami oleh karyawan.
Karyawan akan semakin mau mencari dan mencoba hal-hal baru dan hasilnya karyawan akan semakin memiliki banyak inovasi. Sehingga manajer tersebut bisa memperdalam ilmunya dengan cepat, mempunyai pengalaman yang banyak, dan tidak akan mengulanginya lagi. Semakin seseorang melakukan kesalahan, maka semakin kreativ orang itu. Mereka mau belajar banyak, mau mencoba banyak hal.
Tetapi jika kita belajar jangan sampai hal ini terjadi yaitu : Kesalahan yang sama diulang untuk yang kedua atau ketiga kalinya. Ini nama yang disebut pembodohan bukan pembelajaran.
#Agus Putranto, S.Kom, MT, MSc#
Bagaimana Harus Memulai Suatu CRM
Customer Relationship Management (CRM) merupakan suatu istilah yang semakin populer, ditambah dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin merambah berbagai aplikasi bisnis. CRM menjadi salah satu proses bisnis yang sangat menarik diperbincangkan. Aktifitas CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara umum, beberapa aktifitas utama dari konsep CRM adalah:
Membangun database pelanggan yang kuat
Database pelanggan yang kuat merupakan kunci utama pelaksanaan CRM. Beberapa alasan mengapa perusahaan perlu membangun database pelanggan yang kuat, yaitu database pelanggan sebagai asset utama perusahaan, serta database pelanggan dapat dijadikan ukuran tentang nilai perusahaan sekarang, dan performanya dimasa yang akan datang.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan database pelanggan. Misalnya, melalui pengembalian kartu garansi yang harus diisi data lengkap pelanggan, melalui form aplikasi untuk pengajuan kredit ataupun permintaan suatu layanan, dan yang paling populer tentu saja adalah dengan menerbitkan kartu keanggotaan.
Membuat profil dari setiap pelanggan
Profil pelanggan menyangkut segala aktifitas yng dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambaran tentang kebutuhan, keinginan, dan juga concern mereka tentang produk atau layanan perusahaan.
Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan
Ada 2 hal yang dinilai dari masing-masing pelanggan, yaitu penerimaan (revenue) yang dihasilkan dari masing-masing pelanggan, dan biaya (cost) yang harus dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.
Dengan menghitung dan membandingkan antara aspek penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat mulai memilih pelanggan mana yng memberikan keuntungan yang lebih banyak dan mana yang tidak terlalu. Pemilihan ini akan menjadi alat yang penting agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan tingkat profitabilitas dari setiap pelanggan.
Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized
Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk melihat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini tentu saja akan memudahkan perusahaan untuk memberikan penawaran tentang produk dan layanan yang disesuaikan kebutuhan mereka.
Berhubungan dengan hal di atas, perusahaan dapat mendesain program loyalitas yang sesuai untuk pelanggannya. Program loyalitas ini kan sangat membantu perusahaan di dalam mempertahankan pelanggan, meningkatkan kepuasan, dan menjaga agar pelanggan tidak tergiur oleh berbagai tawaran yang diberikan oleh kompetitor.
Program customer retention inilah yang menjadi salah satu inti utama dari aktifitas Customer Relationship Managemen (CRM). Paradigma dan cara berpikir perusahaan tidak lagi didominasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan lama. Karena menurut survey, biaya untuk mempertahankan pelanggan lama jauh lebih murah dari biaya untuk mendapatkan pelanggan baru.
Peran software/aplikasi CRM
Aplikasi CRM sekarang ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibuat oleh perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu mengimplementasikan aplikasi CRM di perusahaan mereka. Aplikasi CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal. Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan dalam membangun database pelanggan. Kedua, aplikasi CRM memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk proses pengambilan keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision support System, dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan pada urusan teknis dalam membuat laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan.
Ada 3 aspek penting yang perlu dibenahi perusahaan dalam proses implementasi CRM : (1) ORANG, (2) PROSES DAN PROSEDUR, dan (3) SISTEM DAN TEKNOLOGI
Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani konsumen. Visi implementasi CRM harus jelas terlebih dahulu dan dipahami secara benar oleh semua karyawan dalam perusahaan.
Aspek kedua adalah proses dan prosedur. Dari sisi proses dan prosedur, perusahaan harus mendefinisikan secara lebih jelas target market yang akan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal ini penting agar karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen memiliki aturan yang jelas tantang bagaimana melayani pelanggan mereka.
Aspek ketiga, strategi pemilihan dan pengembangan teknologi CRM.Perusahaan perlu membuat cetak biru tentan teknologi CRM seperti apa yang akan digunakan, bagaimana proses implementasinya, trainning,dan juga penerapannnya yang berhubungan dengan sistem yang sudah ada sekarang.
Pada aspek implementsi ini, sebelum mengimplementasikan ke seluruh perusahaan, perlu dilakukan proyek percontohan implementasi yang dievaluasi secara intensif dan menyeluruh. Proyek percontohan ini penting agar menjaga prose implementasi keseluruhan dapat berjalan dengan sukses.
EKUITAS MEREK DAN LOYALITAS MEREK
Sebelum berbicara lebih jauh tentang ekuitas merek dan loyalitas merek, maka sebaiknya kita memahami dimensi-dimensi kedua hal tersebut secara baik. Tingkatan dimensi ekuitas merek, secara berturut-turut dari tingkatan yang paling rendah, adalah kesadaran merek (brand awareness), Persepsi kualitas merek (brand perceived quality), assosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty). Hampir tidak mungkin, bahkan dipastikan tidak mungkin (imposible) sebuah merek mencapai dimensi/tahapan brand loyalty tanpa melalui dimensi dan tahapan sebelumnya.
Berdasarkan tingkatan loyalitas dan kepuasan, terbagi atas 4 tingkatan. Tingkatan loyalitas keempat disebut Habitual Buyer, dimana konsumen yang puas terhadap produk, dalam mengkonsumsi suatu produk bersifat kebiasaan dan konsumen ini tidak ada masalah jika harus berpindah produk jika produk tersebut memberikan ketidakpuasan. Tingkatan loyalitas ketiga disebut Satisfied Buyer, dimana pada dasarnya konsumen puas, namun sebetulnya mereka menanggung biaya peralihan (switching cost), Biaya, waktu, dan uang, atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek. Tingkatan loyalitas kedua adalah Like the Brand, dimana konsumen yang sungguh-sungguh menyukai merek dan menganggap merek sebagai sahabat, serta tingkatan loyalitas pertama, yang merupakan tingkatan tertinggi disebut Commited Buyer, dimana pelanggan yang setia, mempunyai kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pelanggan dari merek. Pada tingkat ini salah satu ciri loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Sama halnya dengan ekuitas merek, maka tidak satupun merek yang ada, bahkan tidak mungkin untuk merek terbaik dunia sekalipun, yang memiliki tingkat loyalitas konsumen atas merek mencapai tahapan commited buyer tanpa melewati empat tingkatan-tingkatan sebelumnya.
Beberapa pertanyaan besar yang harus kita jawab saat ini adalah, seberapa akurat metoda riset untuk pemilihan metoda riset tersebut? Benarkah Garuda Indonesia, Citibank, Kompas, Kartini, Electrolux, Coca Cola, Philips dan Hawlet Packard, benar-benar memiliki nilai kepantasan hakiki sebagai merek terbaik? Jika tidak, lalu tahukah dan sadarkan anda siapa dan apa merek terbaik dunia sesungguhnya sepanjang masa?
SISTEM E-BANKING BANK X
Pendahuluan
Kota besar dengan kemacetannya membuat urusan sepele seperti membayar telepon atau mengirim uang melalui bank menjadi beban. Selain macet, mencari areal parkir pun bisa bikin senewen. Memang ada anjungan tunai mandiri (ATM) yang lebih praktis. Akan tetapi, tak jarang pula antrian di depan ATM juga panjang. Melihat hal itu, beberapa bank mencoba memberi layanan yang memudahkan nasabah bertransaksi. Mengandalkan teknologi telekomunikasi, mereka menciptakan layanan phone dan internet banking.
Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk dapat memberikan pelayanan terbaiknya kepada konsumen, disinilah awal dimana bisnis akan berjalan baik dan berkembang besar. Diantaranya adalah Bank X sebagai sebuah perusahaan yang mempunyai tugas untuk dapat memberikan jasa pelayanan keuangan kepada masyarakat dan juga harus mampu memberikan service level (tingkat pelayanan) yang tinggi untuk menuju kepada kepuasan pelanggan yang positif.
Teknologi Informasi (TI) merupakan jawaban bagi Bank X yang ingin mempunyai akselerasi tinggi terhadap proses bisnisnya yang berorientasi kepada kepuasaan pelanggan yang positif. Hal ini di mungkinkan karena Teknologi Informasi mampu memberikan berbagai informasi yang berkenaan dengan pelanggan maupun pelayanan-pelayanan lain dengan cepat dan akurat. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan dan juga peningkatan pelayanan kepada konsumen.
Bank X adalah salah satu lembaga perbankan terkemuka di Indonesia. Bank X menawarkan produk dan layanan yang lengkap dan telah memliki beberapa perwakilan di luar negeri. Produk dan layanan Bank X meliputi penyediaan fasilitas kredit, deposito, kartu kredit, electronic banking termasuk internet banking melalui www.bankx.co.id, sampai treasury services.
PhonePlus
PhonePlus adalah layanan perbankan melalui telepon selama 24 jam, menjamin keleluasaan dan kepuasan Anda dalam mendapatkan segala informasi dan melakukan transaksi perbankan tanpa harus beranjak dari tempat dengan jaminan privasi yang tinggi, serta tidak dibatasi ruang waktu dan gerak. Untuk segala pertanyaan atau bantuan secara pribadi, Anda dapat langsung berbicara dengan Customer Representative, hanya dengan menekan angka "0" setiap saat.
PhonePlus ini sebagai wujud pengembangan layanan terhadap customer agar mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi. PhonePlus ini lahir pada tanggal 19 Februari 1998. PhonePlus ini pertama kali di mulai dari Jakarta, karena Jakarta terkenal dengan kemacetannya. Dari sini akhirnya berkembang sampai ke beberapa kota besar lainnya yang ada di Indonesia. Dibukanya layanan ke suatu kota berdasarkan pertimbangan jumlah transaksi dan ketersediaan teknologi pendukung.
Penerapan PhonePlus bisa dikatakan cukup efisien, karena bisa melakukan transaksi mulai dari pembayaran Telkom, Ponsel, Kartu Kredit, sampai pada voucer isi ulang. Tak hanya soal pembayaran, demikian juga untuk urusan transfer uang ke Bank X dan transfer via kliring ke bank lain, mutasi rekening melalui faksimili, serta informasi produk/jasa atau lokasi cabang dan ATM. Disamping menyediakan kemudahan transaksi, PhonePlus ini juga sangat efisien waktu.
Disamping itu, ada juga berbagai hambatan dari sistem ini yaitu banyak nasabah yang bingung, karena para nasabah tidak menerima slip lembar pembayaran setelah selesai transaksi. Hal ini disebabkan oleh para nasabah belum sepenuhnya memahami karakter dari phone banking yang paperless. Untuk mengatasi hal itu, Phoneplus mengeluarkan kebijakan yaitu mengirimkan bukti pembayaran yang terbatas memang betul-betul dibutuhkan oleh nasabah, seperti bukti pembayaran rekening telepon, sedangkan untuk transaksi lain, nasabah bisa memperolehnya dengan tambahan biaya tertentu.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak bank menyimpan rekaman pembicaraan transaksi tadi sejak pertama kali nasabah membuka layanan ini. Sistem rekam suara itu terbukti sangat membantu manakala ada nasabah yang meragukan transaksi Phoneplus yang dilakukannya.
Untuk menunjang kegiatan transaksi, Phoneplus dilengkapi 40 orang CS dan 59 mesin. Jumlah saluran ini dianggap memadai. Yang menjadi masalah, nasabah lebih suka berhubungan dengan CS. Alasan mereka, takut salah pencet selain juga kalau ada apa-apa nasabah akan memegang janji operator. Akses telepon menjadi lebih sulit karena perilaku lain nasabah yang bareng-bareng (tanpa janji terlebih dulu) mengecek saldo setelah hari libur.
Internet Banking
Bank X Internet Banking adalah fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah Bank X untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan Internet, kapan saja, dimana saja, yang mempermudah penggunanya dari cek saldo, mutasi rekening sampai transfer, pembayaran tagihan dan pembelian voucher prabayar.
Gagasan penggunaan internet banking muncul saat maraknya penggunaan Internet. Salah satu tujuan dengan adanya internet banking ini, yaitu untuk mengurangi kepadatan yang terjadi di lobi bank akibat dari nasabah yang harus datang langsung ke bank dan melakukan transaksi. Disamping itu pula Internet banking ini memberikan berbagai macam kemudahan, serta kenyamanan bagi nasabahnya, serta memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik daripada nasabah yang harus datang langsung ke bank.
Layanan ini seolah-olah memindahkan cabang Bank X ke dalam sebuah computer atau laptop. Baik itu yang berhubungan dengan pengecekan saldo, pindah buku, transfer dana antar bank, pembayaran rekening listrik, rekening telpon, pengisian pulsa, sampai dengan asuransi. Hal ini tentu saja membuat nasabah bisa bertransaksi tanpa harus datang ke bank atau nasabah bisa melakukan transaksi dimana saja yang ada koneksi internet.
Salah satu kelebihan layanan internet banking Bank X adalah transfer ke luar negeri. Kelebihan yang ditawarkan oleh internet banking Bank X ini belum banyak yang dimanfaatkan oleh nasabah. Selama kurang lebih 3 tahun beroperasi, nasabah paling banyak nasabah mengakses untuk transaksi inquiry 50 %, dan 30 % transfer antar rekening, sedangkan sisanya untuk layanan lain.
Mengenai risiko bertransaksi via Internet, sebenarnya, berbagai jenis layanan bank mengandung risiko. Yang paling penting, bagaimana cara meminimalkan risiko itu. Ini bukan berarti Bank X tidak peduli dengan keamanan.
Seorang pengguna internet Indonesia membuat beberapa situs yang mirip (persis sama) dengan situs klikbca.com, yang digunakan oleh BCA untuk memberikan layanan Internet banking. Situs yang dia buat menggunakan nama domain yang mirip dengan klikbca.com, yaitu kilkbca.com (perhatikan tulisan "kilk" yang sengaja salah ketik), wwwklikbca.com (tanpa titik antara kata "www"), clickbca.com, dan klickbca.com. Sang user mengaku bahwa dia mendapat memperoleh PIN dari beberapa nasabah BCA yang salah mengetikkan nama situs layanan Internet banking tersebut.
Pengamanan yang dilakukan Bank X tak kurang ketatnya, baik dari sisi nasabah maupun sisi bank. Bahkan, nasabah pun tak sedikit yang protes saking ketatnya pengamanan itu.Wajar saja karena seorang nasabah internet banking dilengkapi dengan user ID yang terdiri atas delapan digit angka dan password delapan digit yang terdiri atas angka, satu huruf besar, dan satu huruf kecil. Bukan itu saja yang bikin repot nasabah, password harus diganti setiap dua bulan sekali. Meski sebenarnya, setiap saat nasabah bisa mengganti password-nya.
Di sisi bank, dipasang pengaman standar transaksi online. Ada dua firewall dan secure socket layer 128-bit encryption. Teknologi ini bisa mengacak password yang dikirim dengan peluang tertebak nomornya persis seperdua pangkat 128 (1/8,5x1037). Tak cukup di situ, setiap habis transaksi, nasabah akan mendapat email berupa "notice" angka kode trtentu.
Persoalan justru di pihak nasabah. Transaksi yang aman harus dilakukan di komputer sendiri yang tidak sembarangan orang memakainya. Jika dilakukan di tempat umum, warnet misalnya, mengandung risiko. Soalnya, transaksi seperti ini meninggalkan jejak yang bisa ditelusuri oleh orang yang ahli. Selain itu, nasabah perlu melakukan pengamanan sendiri dengan memperlakukan data-data sebagai barang amat pribadi.
Pengelolahan Sistem Informasi Bank X
Penggunaan teknologi canggih selain merupakan kebutuhan untuk menunjang jaringan Bank X yang tersebar luas juga merupakan komitmen untuk memberikan layanan yang nyaman bagi nasabah Bank X yang telah menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk memudahkan komunikasi antarkantor cabang Bank X dan sistem komunikasi eksklusif melalui satelit yang memungkinkan kantor cabang Bank X online.
Komunikasi antarkantor cabang Bank X di Indonesia dan kantor pusat beserta seluruh jaringan ATM Bank X dapat dilakukan langsung melalui satelit Palapa. Untuk mendukung terselenggaranya transaksi international yang cepat dan akurat diterapkan Society of Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Sistem operasional yang selalu ditingkatkan didukung oleh penggunaan salah satu jenis komputer mainframe terbesar dan tercanggih di dunia, mainframe IBM S/390. Sejalan dengan perkembangan Bank X, Bank X menerapkan sistem sentralisasi dengan mengimplementasikan Sistem Pembukuan Terpadu (Consolidated General Ledger). Disusul dengan implementasi Sistem Perbankan Terpadu (Integrated Banking System) pada tahun 1994. Dan semua sistem informasi Bank X termasuk perangkat keras, piranti lunak serta alat komunikasi telah berhasil melewati Tahun 2000 atau mengatasi Masalah Komputasi Tahun 2000 - MKT2000 (Y2K Readiness).
Kesimpulan
Informasi saat ini sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kita sudah berada di sebuah "information-based society". Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi suatu organisasi.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi, saya melihat beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh Bank X agar penerapan Sistem Informasi dalam hal ini e-banking bisa berjalan dengan baik, yaitu Bank X pertama-tama harus bisa mengedukasi nasabah baik itu lewat media promosi atau lewat seminar agar nasabah bisa mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan phone banking dan internet banking, serta bagaimana cara penggunaannya.
Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu menyangkut keamanan, saya melihat bahwa faktor keamanan merupakan salah satu faktor penting dari suatu sistem informasi. Sayang sekali masalah keamanan ini sering kali kurang mendapat perhatian dari para pemilik sistem informasi. Saya melihat salah satu penyebab masih kurangnya nasabah menggunakan e-banking, dalam hal ini internet banking yaitu masalah kepercayaan akan system keamanan. Jadi Bank X harus benar-benar bisa menjamin dan membuat suatu system pengamanan yang nantinya bisa meyakinkan konsumen bahwa transaksi via Internet yang mereka gunakan benar-benar aman.
Untuk menciptakan suatu system yang benar-benar aman, biasanya sangat rumit, sehingga hal ini seringkali menyulitkan nasabah juga. Kadang nasabah justru menjadi bingung sendiri dengan system yang ada karena prosesnya yang terlalu ribet, padahal tujuan utama dari pembuatan system ini untuk memberikan kemudahan bagi nasabah.
Sekarang ini banyak perusahaan yang mencoba melakukan penerapan komputerisasi ke Internet secara meloncat (dalam arti sekedar business presence tetapi tanpa persiapan yang benar-benar matang secara menyeluruh), harapannya agar supaya segera dapat mensejajarkan diri dengan perusahaan lain yang lebih dahulu melangkah ke system komputerisasi tersebut. Sering kali dilupakan bahwa justru faktor penentu adalah persiapan yang matang. penerapan yang terencana, mensinergikan segala potensi yang ada dan melakukan integrasi yang baik. Selain dari itu masalah prosedur, administrasi dan manusia juga kadang terabaikan dimana seharusnya dilakukan perubahan seiring system komputerisasi yang diterapkan.